Intermittent fasting atau diet puasa merupakan salah satu tren diet yang banyak dilakukan oleh para pelaku hidup sehat. Umumnya mereka memilih intermittent fasting setelah beberapa kali gagal karena harus menghindari makan makanan yang disukai.
Dengan intermittent fasting, Anda bisa tetap menyantap makanan kesukaan, namun dibatasi oleh jangka waktu tertentu. Dibandingkan dengan istilah diet yang membatasi asupan makanan tertentu, metode intermittent fasting lebih cenderung ke pengaturan kebiasaan dan jam makan.
Metode Intermittent Fasting
1. Aturan 16/8
Metode 16/8 dalam intermittent fasting membagi 16 jam waktu berpuasa dan 8 jam waktu makan. Misalnya, Anda bisa makan dari pukul 9 pagi hingga pukul 3 sore, kemudian dilanjutkan berpuasa hingga 16 jam ke depan.
Beberapa orang menerapkan metode ini dengan sangat ketat, namun ada juga yang masih membolehkan orang untuk minum minuman seperti jus, air, kopi dan minuman rendah gula di jam puasa untuk membantu mengurangi rasa lapar.
Dilansir dari Healthline saat jam puasa Anda disarankan untuk menyantap makanan sehat dan kaya serat. Selain membuat rasa kenyang bertahan lebih lama, makanan sehat dan kaya serat juga baik untuk menjaga tubuh Anda dari kelebihan asupan kalori.
Baca Juga: Intermittent Fasting Ternyata Dapat Sebabkan Masalah Pencernaan
2. Aturan 5:2
Metode 5:2 membolehkan Anda untuk makan normal dalam waktu 5 hari lalu dalam 2 hari berturut-turut “berpuasa” dengan membatasi asupan kalori hingga 500-600 kalori per hari. Diet ini juga dikenal sebagai Fast Diet dan diyakini efektif untuk membantu mengurangi kelebihan berat badan.
3. Metode Eat-Stop-Eat
Metode ini menyarankan Anda untuk berpuasa selama 24 jam dalam beberapa hari per minggu. Misalnya, Anda berhenti mengonsumsi makanan dari waktu makan malam hingga makan malam berikutnya, lalu dilanjutkan dengan satu hari berpuasa penuh. Perlu diingat bahwa berpuasa selama 24 jam tidak mudah bagi sebagian orang maka jika Anda ingin menerapkan metode ini bisa menerapkannya secara bertahap.
4. Warrior Diet
Warrior Diet pertama kali dipopulerkan pada tahun 2001 oleh penulis kesehatan Ori Hofmekler. Metode ini sebenarnya merupakan metode versi lain aturan 16/8 namun metode ini mengharuskan Anda untuk puasa selama 20 jam dan makan dalam waktu 4 jam.
Ketika makan, Anda perlu mengurangi konsumsi kalori sekitar 10-15 % dari jumlah kalori yang biasa Anda konsumsi. Misalnya, jika kebutuhan kalori per hari Anda 2000 kalori, maka sebaiknya saat jam makan Anda mengonsumsi 1800 kalori per hari.
Meskipun dapat menurunkan berat badan dalam waktu cepat namun metode ini memiliki banyak pro kontra dan tidak direkomendasikan oleh para ahli. Para ahli menyarankan bahwa metode ini cukup berat dan kemungkinan tidak efektif untuk sebagian besar orang.
Baca Juga: Tips Persiapan Agar Tubuh Kuat Menjalani Puasa
5. Metode melewatkan makan
Berbeda dengan keempat metode di atas yang memiliki aturan tertentu saat makan, untuk metode ini Anda hanya perlu melewatkan jam makan kapan pun Anda ingin, tanpa aturan tertentu. banyak orang yang menerjemahkan metode ini dengan aturan hanya makan ketika lapar atau ingin.
Jika tidak lapar, tidak ingin atau tidak sempat maka tidak apa-apa untuk melewatkan makan. Meskipun metode ini dilakukan dengan spontan, namun Anda perlu memerhatikan menu makanan yang sehat dan bergizi seimbang ketika menjalani masa makan.
Nah, itulah beberapa metode intermittent fasting yang bisa Anda coba. Sebelum memilih menjalani intermittent fasting sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi menegnai metode diet yang paling sesuai dengan tubuh Anda. Anda juga dapat berkonsultasi menggunakan aplikasi AiCare yang berbasis artificial intelligence.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK